BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kaji tindak (action research)
merupakan jenis penelitian yang cukup banyak dan telah lama dilakukan di
Indonesia, namun secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaannya masih kurang
mengakomodasi aspirasi masyarakat . Oleh karena itu, menggunakan metoda
kaji tindak yang partisipatif (participatory action research) perlu
direkomendasikan.
Kegiatan kaji tindak partisipatif memerlukan
waktu pelaksanaan yang relatif lama dan banyak tergantung pada inisiatif
masyarakat guna menentukan kebutuhan prioritas. Selain itu kegiatan
kaji tindak partisipatif memiliki beberapa komponen yang bersifat dua arah,
yaitu dari pihak pelaksana ke masyarakat dan sebaliknya.
Komponen-komponen tersebut meliputi : (a) transfer informasi dari pihak
pelaksana kepada masyarakat maupun dari masyarakat ke pelaksana; (b) penyadaran
terhadap masyarakat tentang masalah dan potensi yang mereka miliki
(terjadi dua arah); (c) proses motivasi masyarakat untuk mengatasi masalah
mereka sendiri; (d) transfer inovasi dan memotivasi masyarakat untuk menerapkan
inovasi dan hasil perbaikannya, serta (e) pelembagaan penerapan inovasi.
Kaji tindak pemberdayaan masyarakat
di wilayah tertinggal ini dilaksanakan dalam jangka waktu lama sedikit,
tujuannya adalah : (a) membuat data base profil masyarakat, terutama ekonomi,
sosial, politik, pendidikan, kesehatan, kehidupan beragama, program pembangunan
yang ada, tata nilai, struktur masyarakat dan sikap serta ciri-ciri budaya
setempat; (b) membuat data base potensi lingkungan fisik lokasi kegiatan,
terutama tanah, iklim, infrastruktur dan potensi sumberdaya yang ada dan dapat
dikembangkan; (c) membuat data base usaha tani dominan, khususnya berkaitan
dengan kesesuaian komoditi berdasarkan agroklimat, teknologi, pasar, sumber
modal dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepemilikan lahan, jenis komoditas
utama, jenis ternak utama dan ketersediaan produk pertanian; (d) memfasilitasi
tersusunnya perencanaan kegiatan masyarakat secara partisipatif,
khususnya model alternatif pengembangan sistem pertanian terpadu
serta mengembangkan jaringan kerja sama antara kelompok/masyarakat dengan
pihak luar, seperti pedagang, pengusaha, instansi pemerintah secara luas.
B.
Tujuan KPM Particpatory Action Research (PAR)
Pengabdian kepada masyarakat adalah salah satu
dharma dari tugas pokok perguruan tinggi. Melalui tugas pengabdian ini
diharapkan dapat menjembatani kesenjangan perguruan tinggi dengan masyarakat
secara berkesinambungan melalui perluasan dan pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam rangka meningkatkan taraf kehidupan mereka. Sebagai
salah satu perguruan tinggi Islam. Tujuan dari pada kuliah pengabdian
masyarakat yang berbasis participatory action research adalah :
Kpm partisipatif bertujuan untuk :
1.
Melatih pemahaman, penalaran, kepekaan dan
penerapan metodologi patisipatif secara interdisipliner bagi peserta;
2.
Mengembangkan potensi peserta sesuai bidang
keilmuan dalam pemberdayaan masyarakat secara kreatif, inovatif, mandiri, dan
kolektif;
3.
Membekali pengalaman pbelajar dan bekerja
secara langsung bagi peserta dalam menghadapi berbagai permasalahan yang
kompleks dan cara menghadirkan solusi bersama masyarakat.
C.
Metodologi PAR dan teknik PRA
Metode dalam pelaksaan pembekalan KPM
partisipatif adalah menggunakan metode pendidikan orang dewasa dengan
memperbanyak melakukan aksi dan refleksi. Bentuk-bentuk metode meliputi: tugas
praktik lapangan berupa fieldnoteyang dihasilkan dar wawancara,
observasi, analisis dokumen. Metode yang lain adalah metode diskusi dan persentasi
guna memperoleh feedback
D.
Posdaya Masjid sebagai Model Pemberdayaan
Masyarakat
Posdaya adalah forum silaturahmi, komunikasi, advokasi dan wadah kegiatan
penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Dalam hal-hal tertentu bisa
juga menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu, yaitu pelayanan
pengembangan keluarga secara
berkelanjutan, dalam
berbagai bidang, utamanya
kesehatan, pendidikan dan wirausaha, agar keluarga bisa tumbuh
mandiri di desanya. Oleh karena itu program advokasi dan pemberdayaan
pembangunan yang ditawarkan
dalam Posdaya adalah program-program yang mendukung
penyegaran fungsi-fungsi keluarga, yaitu fungsi keagamaan, fungsi budaya,
fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan,
fungsi pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi lingkungan.
Penguatan fungsi-fungsi utama
tersebut diharapkan memungkinkan setiap keluarga makin mampu membangun dirinya
menjadi keluarga sejahtera, keluarga yang mandiri, dan keluarga yang sanggup
menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Dalam melaksanakan
fungsinya, Posdaya merancang kegiatan
sesuai dengan kemampuan
masyarakat dan anggotanya sehingga
pelaksanaan kegiatan itu bisa dilakukan oleh, dari dan untuk masyarakat dan
keluarga setempat. Atau dengan pengertian lain, kegiatan tersebut dilaksanakan
atas dasar kemampuan dan swadaya masyarakat sebagai upaya memberdayakan
keluarga sejahtera dan membangun kesejahteraan rakyat secara luas. Dari
pengertian tersebut, beberapa hal perlu diperjelas antara lain :
Posdaya, bukan dimaksudkan
untuk mengganti pelayanan sosial
ekonomi kepada masyarakat
berupa pelayanan terpadu,
tetapi semata-mata dimaksudkan untuk mengembangkan forum pemberdayaan masyarakat
secara terpadu yang dinamis, yaitu pemberdayaan pembangunan kesadaran
masyarakat secara mandiri sehingga dapat pemberdayaan secara mandiri sehingga
dapat melepaskan diri dari keterbelengguan.
Terpadu berarti dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pembinaan dan evaluasi melibatkan berbagai petugas atau
sukarelawan secara terkoordinir, yaitu petugas
pemerintah, organisasi sosial,
dan unsur-unsur masyarakat. Penyerasian
dinamis disini berarti
diperlukan adanya keserasian
dalam hal memadukan kepentingan masyarakat
dan kemampuan penyediaan bantuan
profesional dari pemerintah dan
swasta yang disediakan untuk mendukung kegiatan. Posdaya dikembangkan secara
bertahap, mulai yang bersifat sederhana dengan kegiatan terbatas sampai
akhirnya paripurna tergantung dukungan masyarakatnya. Posdaya paripurna
merupakan forum pemberdayaan yang bervariasi, dimana sebagian besar pengelolaan
dan pembiayaannya dikelola dan berasal dari anggota masyarakat.
Kuliah
Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) merupakan salah satu bentuk implementasi
Catur Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian masyarakat. Namun demikian, KPM bukan sekedar kegiatan implementasi tetapi juga merupakan bagian dari
kurikulum akademik. Namun juga sebagai wujud dari pengabdian kepada masyarakat. Penyelenggaraan KPM Partisivatif berbasis Posdaya Masjid
diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran
bagi mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata, selain itu sebagai kiprah mahasiswa sebagai agent of change dapat
meng-implementasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah untuk membantu
masyarakat secara langsung dalam bentuk fasilitator dan motivator yang diharapkan dapat membantu tugas pemerintah dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pelaksanaan
KPM yang berbasis POSDAYA Masjid dengan menggunakan metodologi PAR (Partisipation
Action Risearch) dan PRA ( Partisipations Rulal Aprasial) memiliki
tujuan yaitu dapat membentuk kesadaran dan kemajuan komunitas besar
(masyarakat) secara mandiri dari komunitas yang sederhana atau kecil (Masjid).
Sehingga dari komunitas kecil tersebut diharapkan mampu mengubah, memperbaiki
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
E.
Daur Program dan Daur Belajar
Desa Montok adalah salah satu desa di kecamatan
Larangan yang memiliki wilayah yang cukup luas yang terdiri dari delapan dusun
yaitu dusun Tabugah, Billaan, Petang, Morgajam, Platok, Bates, Pacanan dan Talang.
Karena desa Montok memiliki wilayah yang cukup luas dan tidak didukung oleh
akses yang memadai dari Mahasiswa KPM seperti alat tansportasi yang hanya dua
buah sepeda motor. Maka kami secepatnya kami melakukan konsultasi kepada
fasilitator agar diberi kemudahan bagi kami. Sehingga Fasilitator dan Pihak P3M
memberikan keringanan kepada kami agar memfokuskan satu dusun di desa Montok
yaitu pada dusun Platok.
Berikut adalah daur proram dan daur belajar selama
kami melakukan KPM di dusun Plato desa Montok:
1.
Daur Program
3.Pelaksanaan
|
4.Monitoring
dan evaluasi
|
2.Perencanaan
|
1.Penjajakan
|
Langkah awal ketika kami telah samai dilokas
KPM adalah melakukan penjajakan, yakni berbagai upaya dan kegiatan dalam
mengumpulkan informasi mengeai dusun Platok desa Montok, yaitu dengan observasi
dan wawancara, melakukan penelusuran wilayah, melakukan pemetaan, memuat
kalendet musim, hubunan kelembagaan, pohon maslah, matrik rangking dan lain
sebagainya. Setelah itu kami melakukan perencanaan yaitu dengan mengumpulkan
masyarakat dalam rangka membahas posdaya yang akan dilakukan. Stelah melakukan
dan membuat perencanaan, yaitu mengaplikasikan program posdaya yang telah
terbentu bersama masyarakat. Dan yang terakhir melakukan pengawasan terhadap pelaksaaan
dan bentuk posdaya yang telah selesai dibuat dan melakukan evaluasi selama
berada di lokasi KPM.
2.
Daur Belajar
Melihat hubungan sebab akibat realitas sosial
|
Melihat
Potensi dan masalah
|
Belajar dari masyarakat
|
Belajar dari pengalaman
|
Melihat realitas sosial
|
Selain melakukan pengabdian kepada masyarakat,
baik dengan menyumbangkan berbagai inspirasi dan ide-ide segar, meotifasi dan
menfasilitasi masyarakat agar memiliki pola pikir kedepan. Dalam melakukan KPM
sebelum diterjunkan langsung ke masyarakat di daerah masing-masing kami harus
banyak belajar di tempat KPM baik dengan melihat fenomena dari reaslitas,
melihat hubungan sebab akibat dari
fenomena tersebut, banyak belajar dari masyarakat dan pengalaman, serta
dengan melihat keadaan suatu tempat atau komunitas dan menemukan berbagai
potensi dan masalahnya, kami dapat memiliki tambahan keilmuan yang baru.
Dari daur belajar diatas ditemukan potensi dan
permasalahan yang terdapat di dusun Platok desa Montok yaitu; di dusun Platok
mayoritas lahan pertanian terdiri dari lahan tegalan (tanah hitam) dan sebagian
kecil merupakan lahan sawah (tanah galis). Mayoritas penduduk dusun Platok
adalah petani yang memanfaatkan tanah tegalan untuk menanam berbagai jenis
vegetasi berupa jagung, ketela pohon, tomat, jeruk, tembakau dan pisang. Karena
akses air pada arel tegalan yang tebatas apalagi pada musim kemarau perlu
memanfaatkan sumur bor yang memerlukan biaya, maka mayoritas petani dusun
platok pada tiap musim memprioritaskan untuk menanam jagung dan Pisang. Sebab
kedua tanaman tersebut tidak memerlukan pasokan air yang besar tidak seperti
tembakau dan padi yang memerlukan pasokan air yang cukup besar pwerharinya.
Uniknya lagi pola pikir masyarakat petani dusun platok secara umum telah maju
dan dapat memanfaatkan segala potensi yang ada seperti penggunaan pupuk
organik, pemanfaatan obat tradisinal, dan akhir-akhir ini mereka telah banyak
menanam tanaman jeruk.
Di dusun Platok telah terdapat tempat pembuatan
bibit padi, namun bibit tersebut malah dijual ke luar kota. Dan bibit padi dan
jagung yang mereka gunakan berasal dari luar. Selain pada pertanian, disana
jiga di dominasi oleh peternakan sapi dan kambing, hampir disetiap rumah
penduduk memiliki sapi dan kambing. Menurut pernyataan Kepala Desa Montok, di
desa Montok terdapat bebarapa usaha yang sangat potensial seperti tambak udang,
Ayam petelur, sapi dan kambing serta tambak lele.[1]
Selain beberapa potensi tersebut, di Dusun
Platok memiliki permasalahan di bidang keagamaan. Menurut Kyai Sahar
permasalahan tersebut berawal dari diskomonikasi antar pengurus masjid, keadaan
tersebut menyebabkan beberapa program yang telah tersusun tidak berjalan serta
keadaan masyarakat desa montok yang lebih mementingkan urusan pribadi dan
ekonomi sehingga mereka tidak memiliki kesempatan untuk shalat berjemaah
kemasjid, jarang yang mengumandangkan adzan khususnya pada waktu dzuhur dan
asyar. Dan lain sebagainya.[2]
Dari keadaan yang demikian, apalagi ada
berbagai masukan dari masyarakat bahwasanya hampir ada pertikaian separti carok
antar pengurus masjid Masjid Mabdaul Ihsan, sehingga kami hampir berputus
asa untuk melaksanakan posdaya Masjid sebab hal itu kami nilai sebagai masyalah
yang cukup serius. Namum kami tidak menyerah dan tetap optimis dengan banyak
berkomunikasi dengan masyarakat dan dengan pengurus masjid khususnya remas sebagai
upaya mengumpulkan data dan untuk meminta solusi dan jalan keluar dari permasalahan tersebut.
BAB II
PENJAJAKAN KEBUTUHAN
A
Monografi Desa dalam angka
1.
Sejarah desa Montok
Asal mula nama desa
montok yaitu pada awalnya kepala desa Thamrin bin Sudarmo pada tahun 1975 menemukan
mentimun dan kacang hijau ( dalam bahasa
Madura disebut temon ben otok) yang terdapat diatas gumu’(gundukan
tanah yang dibuat oleh rayap) yang terdapat di area makam Buju’ Agungdusun
Betes. Dari hal itu kemudian kepala desa kemudian menjadikan dua nama tersebut
menjadi sebuah nama desa yaitu Montok (temon ben otok).[3]
2. Data
Monografi Desa
a. Luas
dan batas Wilayah
Luas wilayah desa Montok adalah skala 350.335m2
yang terdiri dari delapan dusun yaitu:
1)
Platok :
40.381 m2
2)
Morgajam :
80.080 m2
3)
Billaan :
59.491m2
4)
Petang :
31.714 m2
5)
Betes :
34.530 m2
6)
Tabugah :
6.020 m2
7)
Talang :15.000
m2
8)
Pacanan :
80.119m2
b. Batas
wilayah :
1) Sebelah
utara : desa taraban
2) Sebelah
selatan :desa
artodung
3) Sebelah
barat : desa panagguan
4) Sebelah
timur :desa kaduara
barat
c. Kondisi
geografis
1) Ketinggian
tanah dari permukaan laut : 5m
2) Banyaknya
curah hujan : -
3) Suhu
udara : 32 OC
d. Orbitasi
(jarak dari pusat pemerintahan)
1) Jarak
dari pusat pemeritahan :5
Km
2) Jarak
dari ibu kota kabupaten/kota :15
Km
3) Jarak
dari ibu kota propinsi :145
Km
4) Jarak
dari ibukota negara :933
Km
e. Pertanahan
1) Status
:
1) Tanah
kas desa/ kelurahan:
a) Tanah
bengkok/ ex bengkok : 35,09 Ha
b) Tanah
titisari : -- Ha
c) Tanah
pangonan : -- Ha
d) Tanah
desa lainnya : -- Ha
e) Tanah belum bersertifikasi : -- Ha
2) Peruntukan
:
a) Jalan : 20 Ha
b) Sawah
dan ladang : 207.875 Ha
c) Bangunan
umum : -- Ha
d) Empang
: -- Ha
e) Pemukiman/
perumahan :
101.376 Ha
f) Jalur
hijau : --
Ha
g) Pkuburan/
makam :
3,900 Ha
h) Lain-
lain : 4.760 Ha
3) Penggunaan
:
a) Industri : - Ha
b) Pertokoan/
perdagangan : 1.040 Ha
c) Perkantoran : 0.200
Ha
d) Pasar ; - Ha
e) Tanah
wakaf : 2.600 Ha
4)
Jenis Tanah
a.
Tanah sawah : 128 Ha
1.
Irigasi tehnis :` - Ha
2.
Irigasi setengah tehnis : 20 Ha
3.
Irigasi sederhana : 108 Ha
4.
Irigasi tadah hujan : -
Ha
5.
Irigasi psang surut : - Ha
b.
Tanah kering:
1.
Perkarangan :
101.376 Ha
2.
Perladangan :
114.536 Ha
3.
Tegalan : - Ha
4.
Perkebunan negara : - Ha
5.
Perkebunan swasta : - Ha
6.
Pekebunan rakyat : - Ha
7.
Tempat rekreasi : 3.500 Ha
c.
Tanah yang belum
dikelola
1.
Hutan
2.
Rawa
3.
Lain –lain
I.
Kependudukan
1. Umum
a.
Jumlah penduduk desa Montok adalah:
1)
Perempuan :
1683 orang
2)
Laki-laki :
1467 orang
3)
Total penduduk :
3150 orang
b.
Jumlah kepala keluarga adalah :
1)
Laki-laki :
813
2)
Perempuan :
161
3)
Total K.Keluarga : 974
2. Jumlah
penduduk menurut :
a. Jenis
kelamin:
1. Laki
–laki : 1.526 orang
2. Perempuan :
1.731 orang
Jumlah : 1.027 KK
b. Kewarganegaraan
:
1). WNI : - laki- laki : 1.526 orang
: perempuan :
1.731 orang
Jumlah : 3.257 orang
2).WNA : Laki-laki :
-
Perempuan : -
Jumlah :
-
3. Jumlah
penduduk menurut usia :
a. Kelompok
pendidikan
1). 00-03 tahun :197 orang
2). 04-06 tahun : 89 orang
3). 07-12 tahun :350 orang
4). 13-15 tahun :147 orang
5). 16-18 tahun :205 orang
6). 19-keatas :2.267 orang
b. kelompok
tenaga kerja
1)
10-14 tahun : 170 orang
2)
15-19 tahun : 96 orang
3)
20-26 tahun :299 orang
4)
27-40 tahun : 140 orang
5)
41-56 tahun : 171 orang
6)
57 keatas : 731 orang
c.
Mata Pencaharian Penduduk
1)
Tani :
653 orang
2)
Buruh tani :
97 orang
3)
Pedagang :
51 orang
4)
Peternak :
11 orang
5)
Nelayan :
126 orang
6)
Pengrajin :
6 orang
7)
Tukang :
22 orang
8)
Penjahit :
13 orang
9)
Dukun bayi :
8 orang
10)
Sopir :
17 orang
11)
Dukun pijat :
14 orang
12)
PNS :
29 orang
13)
Guru :
85 orang
14)
Polri :
5 orang
15)
TNI :
1 orang
16)
Dokter :
1 orang
17)
Bidan :
1 orang
18)
Mantri :
2 orang
19)
Veteran :
-
20)
Pensiunan :
18 orang
4. Sarana
peribadatan :
a. Jumlah
Masjid : 4 Buah
b. Jumlah
Mushalla/Langgar/Surau : 22 Buah
c. Jumlah
Gereja : - Buah
d. Jumlah
Vihara : - Buah
e. Jumlah
Pura : - Buah
5. Kesenian/Kebudayaan
:
a. Saran
kidra : - buah
b. Gelanggang
remaja : - buah
c. Gedung
kesenian : 1 buah
d. Gedung
bioskop : - buah
e. Klub
malam/discotique : - buah
f. Gedung
sandiwara/teater : - buah
g. Lain-Lain : 5 buah
B
Keadaan Dusun Platok Desa Montok
1.
Keadaan Sosial-Ekonomi
Kondisi sosial-ekonomi dusun platok adalah di
dominasi oleh pertanian yaitu berupa pertanian jagung , sebab jika dilihat dari
kondisi lahan hampir seluruh lahandusun Platok berupa tanah tegalan dan
sebagian kecil lahan sawah (tanah galis). Selain jagung adalah padi, pisang,
tembakau, kacang ijo, kacang tanah, ketela pohon, tomat, jeruk dan mangga. Selain sebagai petani, di dusin platok juga
terdapat 1 toko, 1 kios, 2 warung, 1
gudang.
Masyarakat dusun Platok juga bermata
pencaharian sebagai pegawai seperti PNS, Guru, bidan, POLRI, dan pensiunan, dan
ada juga yang menjadi wiraswasta seperti
pedagan, penjahit, nelayan, tukang, dukun pijat dan lain
sebagainya.Semua macam pekerjaan penduduk dan
tempat perekonomian tersebut membantu masyarakat dalam memenuhi biaya
hidup sehari-hari.Adapun secara rinci mata pencaharian masyarakat dusun Platok
adalah sebagai berkut:
a.
Tani :
85 orang
b.
Buruh tani :
35 orang
c.
Pedagang :
2 orang
d.
Peternak :
2 orang
e.
Nelayan :
2 orang
f.
Pengrajin :
1 orang
g.
Tukang :
4 orang
h.
Penjahit :
3 orang
i.
Sopir :
2 orang
j.
Dukun bayi :
2 orang
k.
Dukun pijat :
3 orang
l.
PNS :1
orang
m.
Guru :
20 orang
n.
POLRI :
2 orang
o.
TNI :
-
p.
Dokter :
-
q.
Bidan :
1 orang
r.
Mantri :
-
s.
Veteran :
-
t.
Pensiunan :
3 orang
Secara lebih rinci, jenis perkonomian
masyarakat dan memiliki nilai perekonomia yang tinggi dalam meningkatkan
perekonomia masyarakat dusun Platok desa
Montok adalah sebagai berikut:
a.
Pabrik pembuatan wig
Pabrik wig tersebut merupakan milik personal
yang berpusat di Surabaya, namun keberadaan pabrik wig di dusun platok dapat
membantu perekonomian masyarakat. Masyarakat dusun Platok dijadikan sebagai
tenaga kerja yang diberikan upah harian mulai dari jam 08.00 – 16.00 sebesar Rp
12.000 hingga Rp 15.000 perhari.[4]
b.
Ayam petelur
Jumlah pemilik kandang ayam petelur di dusun
Platok adalah dua orang yang rata-rata memiliki 1400 ekor ayam yang
menghabiskan biaya operasional seminggunya Rp 700.000 perminggu terdiri dari
pemberian pakan berupa konsentrat, dedak padi dan jagung. Dan mendapatkan
penghasilan kotor Rp 300.000 perhari.
Sedangkan ayam petelur yang sudah tidak
produktif langsung dijual dengan harga Rp 30.000 per ekor. Dalam
pemasaranya, telur ayam dan ayam yang
tidak produktif tesebut langsung
diantarkan kepasar atau langsung didatanngi oleh pengepul.[5]
c.
Pabrik empeng
Pabrik empeng ini dimiliki oleh pak Dafir yang
memperoleh bahan mentah berupa jagung dari hasil pertaniannya sendiri namun ada
juga yang didapat dengan membeli dipasar.Dalam pembuatan empeng tesebut
dilakukan tiapa hari dan ketika ada
pesanan , jumlah produksi perharinya kurang lebih 5 kg. Namun jika ada pesanan,
Pak Dafir dapat meningkatkan jumlah produksi sesuai dengan banyaknya pesanan.[6]
d.
Kebun pisang krepek
Salah satu komuditas yang memiliki nilai jual
yang tinggi didusun Platok adalah pisang kripik. Di dusun Platok
kebanyakan lahan pertanian sudah ditanami pohon pisang kripik. Sebab
harga tiap tandannya hingga dapat mencapai harga lebih dari Rp 100.000 . Karena
memiliki nilai jual yang tinggi, masyarakat banyak menanam pohon pisang kripik.
Sebab hal itu dapat nemingkatkan perekonomian masyarakat.[7]
e.
Pembuatan bibit padi
Tempat
pembuatan bibit padi ini dikelola oleh bapak Wahid Hasyim selaku kepala desa
Montok, sebab beliau adalah pegawai pertanian memiliki basic dibidang
pertanian. Pembuatan bibit padi ini masih menggunakan mesin tradional yang
dilakukan oleh tiga orang pekerja.
Hasil produksi
bibit padi tersebut selanjutnya dipasarkan ke daerah luar madura, sebab bibit
tersebut lebih cocok ditanam diluar madura sebab hasilnya lebih baik daripada
ditanam di madura.[8]
1.
Keadaan Soasial-Budaya
Kondisi sosial
budaya masyarakat dusun Platok desa Montok tidak jauh berbeda dengan kondisi
sosial masyarakat madura pada umumnya. Interaksi antar masyarakat masih sangat
erat dan telah tercipta kultur gotong
royong sesama masyarakat. Masyarakat dusun Platok tetap menjaga keharmonisan
dalam keluarga dan antar tetangga.[9] Dan jika
ada kerabat dan tetangga mengalami musibah Seperti pada saat terjadi kematian
salah satu warga, para kerabat dan tetangga dekat secara serempak
berbodong-bondong untuk melakukan perawatan jenazah mulai dari pemakaman hingga
tradisi pengajian selama tujuh hari. [10]
Selainterdapatkesenian
local, diMontok juga terdapat arisan sapeh, arisan sapeh tersebut sebagai upaya
dalam pelestarian dan peningkatan kualitas sapi madura.Arisan sapeh terdiri
dari lima puluh empat anggota yang diketuai oleh pak Saruji , dan tiap anggota
wajib iuran arisan sebesar Rp10.000 yang dilakukan secara bergilir. Dalam pelaksanaannya, arisan tersebut sama halnya seperti arisan pada umumnya.
Uniknya tiap peserta diwajibkan menbawa sapi untuk di vaksinasi dan mendapat penyuluhan
dari dinas peternakan. Tiap sapi yang divaksin, wajib membayar uang vaksin tiap
sapi sebesar Rp 1000.[11]
2.
Lingkungan Hidup
Dusun Platok desa Montok merupakan daerah yang
masih banyak terdapat pepohonan yang rindang dan tumbuhan hijau, kondisi alam
tersebut sangat bermanfaat dalam menjaga kestabilan ekosisrtem dan kesehatan
masyarakat. Hampir disemua tempat terdapat pepohonan dab tumbuhan hijau, selain
itu disana juga terdapat saluran irigasi berupa sungai dan sumur bor yang masih
memiliki kwualitas air yang masih sangat murni. Umumnya myasarakat menggunakan
air tersebut untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci, air minum dan
menyiram tanama.
3.
Sosial-Keagamaan
Seluruh warga dusun Platok desa Montok adalah
penganut agama Islam. Sehingga jika
melihat kultur religius masyarakat dusun platok tidak jauh berbeda dengan warga
muslim di Madura, disana banyak terdapat rirual keagamaan seperti tahlilan tiap
malam jum’at, pengajian malam sabtu, pengajian muslimat pada malam jum’at,
sambtu dan minggu siang, khatmil Qur’an pada malam Jum’at manis, khatmil Qur’an
pada awal bulan Hijriyah dan lain sebagainya.[12]
Namun sayangnya sebagian besar masyarakat
dusun Platok masih memiliki kesadaran
yang rendah untuk memakmurkan masjid, mereka masih cenderung mengutamakan
kepentingan ekonomi dibandingkan Relegius.
Masyarakat lanjud usia atau manula di dusun
platok umumnya lebih cenderung menyendiri, sebab mereka banyak yang mempelajari
dan melakukan toriqah atau kebatinan.[13]
Didusun Platok desa Montok terdapat beberapa
institusi keagamaan tau peribadatan
yaitu terdapat satu masjid bernama Masjid Mabdaul Ihsan, dan terdapat tiga
Mushallah. Tempat-tempat peribadatan tersebut merupakan tempat berlangsungnya
rutinitas peribadatan seperti shalat, belajar agama, mengaji dan lain
sebagainya.
C
Kajian Teknik PRA
1.
Proses Fasilitas Posdaya Masjid
Pada
pelaksanaan Kuliah Pengabdian kepada
Masyarakat (KPM) yang bersifat Partisipatory Action Research (PAR) dan Partisipatory Rular
Apraisal (PRA) yang dilaksanakan di
dusun Platok Desa Montok kami fokuskan pada lima aspek yaitu
aspek sosial-budaya,ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan keagamaan . Pemetaan kelima aspek tersebut
merupakan upaya kami dalam mencari data
tentang kondisi riil keadaan dusun
platok desa montok yang dilakukan oleh seluruh mahasiswa KPM yang di bimbing
oleh fasilitator desa Montok Moh. Ali Al Humaidi, M.Si dan Afifah Rayhani, M.Pd. Pengumpulan informasi tentang keadaan desa
dusun Platok kami lakukan selama masa KPM yaitu tiga puluh hari dari tanggal 18
November hingga 19 Desember 2013.
Dalam pelaksanaan
posdaya Masjid, kami banyak berkomunikasi dengan masyarakat terutama dengan
pengurus masjid Mabdaul Ihsan yaitu dengan Remaja dan Takmir Masjid. Kami juga
banyak berkomunikasi dengan tokoh masyarakat terutama dengan ir. Wahid Hasyi,
MM. Selaku Kepala Desa Montok dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi
lebih mendalam dan mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan POSDAYA Masjid.
Sebelum
melaksanakan posdaya Masjid, kami melukan pertemuan dengan mengumpulkan seluruh
pengurus Masjid Mabdaul Ihsan beserta tokoh masyarakat untuk melakukan
musyawarah dan menyusun program yang kami lakukan di Masjid Mabdaul Ihsan pada
hari jum’at tanggal 06 Desember 2013 jam
19.00 – 22.30 WIB.
2.
Catatan
Proses Penting Bersama Masyarakat Dan Jamaah Posdaya Masjid Sebagai
Informasi Penting Yang Ditemukan .
Setelah kami
banyak melakukan banyak komunikasi dan musyawarah dengan masyarakat tentang
pelaksanaan posdaya masjid, ada beberapa informasi penting yang kami temukan
dari hasil musyawarah yaitudi masjid Mabdaul Ihsan telah terjadi diskomunikasi
antara anggota remaja masjid dengan pengurus takmir sehingga masjid hampir
fakum dan nyaris tidak ada realisasi kegiatan yang telah terprogram oleh remaja
masjid dan takmir. Selain itu juga disesbabkan oleh kesadaran masyarakat yang
masih kurang terhadap kemakmuran masjid karena pada umumnya masyarakat desa
Montok umumnya lebih mengutamakan urusan ekonomi.
Dari hasil
musyawarah yang telah kami lakukan dengan pengurus masjid dan masyarakat
tentang pelaksanaan posdaya masjid, ada beberapa hal yang kami sepakati yaitu: pertama,
pembentukan regenerasi atau pembaharuan remaja masji. Kedua, pembentukan
Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS). Ketiga, pembuatan kolam
lele sebagai tempat budidaya lele dumbo.
Pelaksanaan
posdaya tersebut seluruhnya berasal dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat. Terutama dalam pembuatan kolam lele, semua pendanaan berasal dari
masyarakat. Semua kebutuhan dalam pembuatan budi daya lele dumbo mulai dari penyediaan
lahan, peralatan pembuatan kolam seperti terpal, bambu, bibi lele berasal dari
hasil swadaya masyarakat. dalam pembentukan BAZIS dan kolam lele yang langsung
dikelola oleh remaja masjid.
3.
Hasil Yang Di Temukan ( peta, diagram venn, sketsa,
bagan, matrik)
Dalam kegiatan
Kulah Pengabdian kepada Masyarakat, banyak hal penting yang kami temukan yang menunjang dalam pelaksaan KPM, hasil yang kami
temukan dalam melaksanakan KPM sebagai
berikut:
a.
Hasil penelusuran wilayah (trans-sector)
Hasil trans-sector di dusun Platok desa
Montok sebagai berikut :
Sebagaimana terlihat pada gambar diatas, hasil trans-sector
yang kami lakukan didusun Platok berupa tata guna lahan, dimana hampir seluruh
wilayah dusun Platok adalah tanah tegalan dan sebagian kecil adalah tanah
galis. Tanah tegalan dusun Platok ditanami berbagai jenis tanaman yaitu jagung,
tomat, kacang tanah, ketela pohon,
jeruk, pisang, mangga, buah naga, kacang ijo dan lain sebagainya. Sedangkan
tanah galis (sawah) digunakan untuk menanam padi, jagung, tembakau, tomat dan
lain sebagainya.
Sedangkan pada area perumahan, lahannya berupa
tanah hitam atau tegalan dikenal dengan jika ditempati bangunan , fondasi tidak
boleh melebihi kedalaman setengah meter
karena jika melebihi itu bangunan akan goyanh dan retak, sebab tanah bagian dalamnya berupatana rajeh atau tana reggeh.
b.
Melakukan pemetaan (maaping)
Pemetaan atau Maaping menggambar kondisi (fisikdansosial) wilayah (desa, dusun, RT, atau wilayah yang
lebih luas) bersama masyarakat. Tujuanteknik PRA ini digunakan untuk memfasilitasi
masyarakat dalam mengungkapkan keadaan wilayah tersebut beserta lingkungannya.
Hasilnya adalah peta atau sketsa keadaan sumberdaya umum desa atau peta dengan
topik tertentu (peta topikal), sesuai kesepakatan dan tujuannya. Hasil maaping dusun Platok yang telah kami
susun bersama masyarakat sebagai berikut:
Dari hasil maaping diatas diketahui bahwa
didusun Platok hampir setiat rumah warga terdapat hewan ternak yaitu sapi,
kambing, ayam. Disana juga terdapat beberapat tempat perekonomian seperti toko,
kios dan gudang tembakau.
Tetang tataguna lahan terlihat bahwa sebagian
besar lahan didusun Platok dimanfaatkan sebagai kebun pisang dan pertanian
jagung. Dan yangg lain ditanami jeruk, padi, dan buah naga.
c.
Membuat
hubungan kelembagaan (diagram venn)
Diagram Venn merupakan
teknik yang bermanfaat untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai
lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya). Diagram venn
memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa
berada di desa, serta menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingannya
untuk masyarakat dan manfaat untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji
meliputi lembaga-lembaga lokal, lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga
swasta (termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat). Diagram Venn bisa sangat umum
atau topikal; mengenai lembaga-lembaga tertentu saja, misalnya yang kegiatannya
berhubungan dengan agama, penyuluhan pertanian saja, kesehatan saja atau
pengairan saja.
Tujuannya yaitu untuk melihat Pengaruh lembaga/
tokoh masyarakat (stakeholders) yang ada
di wilayah terhadap kehidupan dan persoalan warga masyarakat, baik laki-laki
maupun perempuan. Dan untuk melihat Tingkat kepedulian dan frekwensi
lembaga/tokoh masyarakat dalam membantu memecahkan persoalan yang dihadapi oleh
warga masyarakat. Berikut adala diagram venn yang terdapat di dusun
Platok desa Montok:
Dari diagram venn diatas, terlihat bahwa
masyarakat sangat mebutuhkan kelompok tani pisang, sebab mayoritas petani di
dusun Platok memiliki kebun pisan, selain itu ada beberapa tempat perekonomian
dan tempat sosial yang sangat menunjang bagi kesejahteraan masyarakat seperti
dinas peternakan dan pertanian, kios, posyandu, bidan desa, tempat
simpan pinjam, LSM dan pasar.
d.
Membuat diagram alur
Diagram Alur menggambarkan
arus dan hubungan di antara semua pihak dan komoditas yang terlibat dalam suatu
sistem.
Diagram ini dapat digunakan untuk menganalisa
alur penyebaran keyakinan dan tata nilai keagamaan dalam masayarakat.
Tujuannya
adalah:
a. Menganalisa dan
mengkaji suatu system.
b. Menganalisa
fungsi masing-masing pihak dalam system dan mencari hubungan antara pihak-pihak
dalam sistem itu, termasuk bentuk-bentuk ketergantungan.
c. Memberikan
kesadaran kepada masyarakat dimana posisi mereka sekarang.
Dari gambar diagram
alur dalam kesehatan masyarakat dusun
Platok desa Montok diatas diketahuhi bahwa masyarakat dalam menjaga kesehata
melalui beberapa cara yaitu mulai dari dukun, jika tidak sebuh kemudia ke
mantra (dokter desa), jika masih belum sembuh kemudian dirujuk ke puskesmas.
Begitu juga pada ibu hamil, bailta dan anak-anak, mereka pergi ke posyandu
ataupun ke bidan desan.
Beberapa masyarakat
juga memanfaatkan obat-obatan tradisional untuk menjaga kesehatan kemudian jika
belum sembuh mereka langsung ke mantri atau ke puskesmas terdekat.
e.
Membuat kalender musim (seosonal calendar)
Seasonal calender adalah dua
kata dalam bahasa Inggris yang masing-masing artinya sebagai berikut: seasonal adalah jadwal permusim, sedangkan
arti calendar adalah penanggalan. Seasonal
calendar adalah suatu tekhnik PRA yang dipergunakan untuk mengetahui
kegiatan utama, masalah, dan kesempatan dalam siklus tahunan yang dituangkan
dalam bentuk diagram.
Tujuan kalender musim adalah:
1)
Mengetahui pola kehidupan masyarakat pada siklus
musim tertentu.
2)
Mengidentifikasi siklus waktu sibuk dan waktu luang masyarakat.
3)
Mengetahui siklus masalahan yang dihadapi
masyarakat pada musim-musim tertentu.
4)
Mengetahui siklus peluang dan potensi yang ada
pada musim-musim tertentu
Didusun Platok, bentuk kalender musim yaitu
tetera dalam gambar dibawah ini:
Dari kalender musim diatas terlihat siklus atau
musi tanam dan musim panen pertanian dan perkebunan masyarakat. Baik yang
dilakukan tanaman yang ditanam dimusim kemarau seperti tembakau dan kacang ijo.
Dan dilakukan dimusim penghujan seperti jagung, padi, pisang, jeruk, kacang ijo
dan lain sebaginya.
Kegiatan atau musim panen tanaman juga beragam,
seperti tanaman padi, jagung, kacang ijo dan tembakau selama empat bulan dari
penanaman sudah bisa dipanen. Dan ada
juga yang memerlukan waktu yang cukup lama dan masa panennya juga tidak tentu
seperti pisang dan jeruk.
f.
Membuat pohon masalah
Teknik ini dapat dipakai dalam situasi yang
berbeda, tapi yang lebih penting dari itu, teknik ini dapat digunakan terutama
untuk menelusuri penyebab suatu masalah yang sebenarnya, yang kadang-kadang
tidak bisa dilihat hanya dengan melihat secara sepintas.
Berikut merupakan pohon maslah dalam bidang
keagamaan di Masjid Mabdaul Ihsan dusun Platok desa Montok:
Dari pohon masalah diatas terlihat baahwa inti
masalah dalam bidang keagamaan adalah pengurus masjid Mabdaul Ihsan yang fakum
sehingga menyebabkan masjid sepi. Hal itu disebab oleh beberapa faktor
diantaranya karena adanya diskomunikasi atar penggurus masjid karena kurangnya
komunikasi dan perbedaan pandangan, kurangnya kesadaran masyarakat, kesibukan
pribadi sehingga menyebabkan kurangnya waktu luang untuk pergi kemasjid, dan
lain sebagainya.
4.
Informasi Penting ( Masalah dan Potensi )
Setelah melakukan penelusuran dalam
mengumpulkan informasi tentang dusun Platok desea Montok, terdapat beberapa informasi
penting yang kami dapatkan berupa sejumlah potensi dan permaslahan yang
terdapat di dusun Platok desa Montok sebagai berikut:
a.
Potensi
1)
Hampir semua masyarakat dusun Platok desa
Montok memiliki hewan ternak seperti sapi, kambing, ayam petelur, ayam kampung
dan itik. Hewan-hewan ternak tersebut
menghasilkan pupuk kandang yang sangat bermanfaat seperti dapat
dijadikan pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan lain sebgainya.
2)
Terdapat sumber mata air yang sangat baik,
penggunaan sumur bor sebagai saluran irigasi sangat membantu petani untuk
mengairi ladangnya.
3)
Tanah cukup subur, sehingga dapat ditanami
berbagai jenis vegetatifseperti jagung, jeruk, padi,mangga, pisang dan lain
segainya. Apalagi akhir-akhir ini petani sudah memprioritaskan tanaman pisang yang
memiliki nilai jual yang tinggi dalam meningkatkan aset perekonomian
masyarakat.
b.
Masalah
Dari berbagai
potensi diatas, di dusun Platok juga terdapat beberapa masalah sebagai berikut:
1)
Luapan air sumur bor masih tidak berdaya guna
karena hanya mengalir ke selokan.
2)
Petani bulum bisa melihat untung rugi dalam
tata guna lahan, seperti masih tetap menanam tembakau pada musim kemarau meski
cuaca kurang baik dan harga rendah, dan lain sebagainya.
3)
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam
memakmurkan masjid. Misalnya masjid sepi, tidak ada yang adzan pada waktu
tertentu terutama pada waktu dzuhur.
4)
Sungai yang awalnya dijadikan saluran irigasi
sekarang menjadi kering.
5)
Masyarakat belum dapat mengelola hasil
pertaniannya dengan baik. Yaitu ketika panen mereka langsung menjualnya ke
pengepul atau pasar.
BAB III
PERENCANAAN KEBUTUHAN
A
Alur Kegiatan
Dari Awal Hingga Akhir
Sebelum kami
diterjunkan ke lokasi untuk melaksanakan kegiatan Kuiah Pengabdian kepada
Masyarakat (KPM), pada tanggal 13 hingga 14
November 2013 kami menerima pembekalan dari pihak P3M dan fasilitator, sebab salah satu kunci
keberhasilan KPM adalah dalam memahami dan
menyerap materi pembekalan sebab hal itu merupakan modal awal bagi kami
untuk melakukan kegiatan Kuiah
Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) yang bersifat PAR dan PRA. Sehingga dengan
modal pembekalan tersebut kami dapat mengetahui apa yang harus kami lakukan
sesampainya dilokasi yaitu dusun Platok desa Montok .
Pada tanggal 18
November 2013, kami melakukan upacara pelepasan yang ditempatkan di ruang
auditorium STAIN Pamekasan dan kemudian dilanjutkan pemasrahan dikecamatan
Larangan. Setelah itu kami langsung menuju kedesa Montok.
Pada sepuluh
hari pertama di lokasi KPM, kami melakukan pendekatan kepada masyarakat dimulai
dari yang paling dekat hingga yang
terjauh yang dapat kami jangkau. Untuk lebih mendekatkan diri kepada
masyarakat, kami banyak menampung , menyeleksi dan melakukan keinginan dan
aspirasi masyarakat seperti mengajar di MI Nuruh Ihsan, mengajar ngaji di
Masjid Mabdaul Ihsan, mengikuti tradisi masyarakat seperti tahlilan dan lain
sebagainya. Selain untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, hal itu kami
lakukan sebagai upaya mengumpulkan informasi dan mengubah paradigma masyarakat
terkait dengan model pelaksanaan Kuliah Pengabdian kepada Msyarakat (KPM) STAIN
Pamekasan yang berbeda dengan pelaksanaan
KPM sebelumnya serta untuk mempengaruhi masyarakat untuk lebih mandiri, maju,
dan terbebai dari segala bentik diskriminasi dan belenggu sosial yakni dengan
cara banyak berdialog dan bermusyawarah dengan masyarakat.
Selain itu pada
sepuluh hari pertama untuk mengetahui
kondisi dusun Platok desa Montok ada beberapa kegiatan yang kami lakukan seperti melakukan observasi dan irteview,
membuat maaping, melakukan trans sector, kalender musim, time line dan lain
sebagainya.
Pada sepuluh
hari kedua kami mulai menyusun perencanaan pelaksanaan posdaya Masjid. Yaitu
pertama yang kami lakukan ialah banyak berkomunikasi dengan pengus Masjid Mabdaul Ihsan dan tokoh masysarakat. Meski
awalnya kami mulai putus asa sebab di Masjid tersebut terjadi konflik dalam
kepengurusan. Namun karena dengan kerja keras dan kesabaran seluruh anggota KPM dan didukung oleh
masyarakat. Kami dalap mengumpulkan seluruh pengurus masji yang terdiri dari
anggota remas dan takmir serta tokoh masyarat sehingga dari musyawarah tersebut
dapat terbentuk program posdaya yang
akan kami jalankan.
Kemudia sepuluh
hari terakhir kami memulai melaksanakan
program posdaya yang telah kami bentuk bersama masyarakat dan mempersiapkan
acara perpisahan Kuliah Pengabdian kepada Msyarakat (KPM) Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Pamekasan.
Adapun alur
pelaksanaan KPM di dusun Platok desa Montok sebagai berikut:
B
Bentuk Dan Jenis Kegiatan Posdaya Masjid
Kegiatan
pokok peserta dilakukan berdasarkan daur metodologi PAR (Participatory
Action Research) yang didukung dengan teknik PRA (Participatory Rural Appraisal) melalui tahapan sebagai berikut:
1.
Melakukan
pemetaan (mapping)
Yaitu kegiatan untuk mendapatkan gambaran
kondisi Wilayah dusun Platok desa Montok kecamatan pamekasan, kami melakukan transek yaitu penelusuran desa
dengan berjalan mengikuti arus jalan dari sudut ke sudut yang lain. Teknik ini
untuk melihat secara nyata keadaan desa atau wilayah. Seperti halnya keadaan lahan,jenis
tanaman,pemukiman,danlain-lain
2.
Melakukan
penelusuran wilayah (trans-sector);
Transek (Penelusuran Desa)
merupakan
teknik untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan
keadaan sumber-sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa
mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati.
Jenis-jenis transek meliputi ‘Transek sumber
daya desa umum’, Transek sumber daya alam’, Transek Topik Tertentu’, misalnya
“transek mengamati Kesehatan masyarakat atautransek pengelolaan lingkungan.
Penelusuran wilayah bertujuan untuk memperoleh
gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat beserta masalah-masalah,
perubahan-perubahan keadaan dan potensi-potensi yang ada.
3.
Membuat
Hubungan Kelembagaan (venn diagram);
Setelah menelusuri keadaan wilayah
dusun Platok dengan menganalisa perannya, kepentingannya dan manfaatnya untuk
masayarakat dusun Platok,maka dapat di identifikasi tentang tokoh-tokoh yang
mempunyai pengaruh terhadap masyarakat setempat.
4.
Membuat
Kalender Musim (seasonal calender);
Pembuatan
kalender musim adalah untuk melihat pola hidup masyarakat pada musim tertentu,
mencari siklus peluang dan potensi serta permasalahan yang terjadi pada
masyarakat dusun Platok desa Montok.
5.
Melakukan
penelusuran sejarah komunitas (time line)
Time Line merupakan penelusuran alur sejarah
masyarakat Desa Bungbaruh, dengan menggali kejadian maupun peristiwa penting
yang pernah terjadi beserta dampak dari peristiwa tersebut pada alur atau waktu
tertentu.
6.
Membuat
diagram alur;
Diagram
digunakan untuk menganalisa alur penyebaran keyakinan dan tata nilai keagamaan
dalam masyarakat. Tujuannya adalah 1). Menganalisa dan mengkaji suatu system.
2). Menganalisa fungsi masing-masing pihak dalam system dan mencari hubungan
antara pihak-pihak dalam sistem itu, termasuk bentuk-bentuk ketergantungan. 3) Membangun kesadaran bersamamengenaiposisi komunitasdalamalur system.
7.
Membuat
pohon masalah.
Teknik ini kami gunakan untuk menelusuri
penyebab suatu masalah yang sebenarnya, yaitu permasalahan yang terjadi dalam
suatu komunitasdan perlu dianalisis
bersama komunitas, komunitas yang kami maksud adalah masyarakat dusun Platok
desa Montok.
8.
Membuat
bagan peringkat (matrix ranking);
Matrix
rangkking adalah teknnik untuk melihat prioritas maslah yang dimilki masyarakat
atau komunitas.
Setelah
kami mengetahui permalasalahan utama yang perlu tangani, kami melakukan
musyawararah dengan masyarakat untuk mencari jalan keluar. Dari musyawarah
tersebut kemudian kami melakukan perencanaan dan aksi atau pelaksanaan. Yaitu
berupa pelaksanaan program posdaya masjid.
C
Proses Yang Dijalankan
Sebelum melakukan kegiatan aksi pembuatan
posdaya, kami perlu mengadakan identifikasi masalah yang terdapat dalam suatu
komunitas. Berikut adalah teknik yang kami lakukan sebagai berikut:
1.
Membuat Bagan Pengelompokan Masalah
Terdapat beberapa permasalahan di dusun Platok
desa montok yang terangkum dalam bagan pengelompokan masalah sebagai berikut:
No
|
Jenis Masalah
|
Aspek
|
Indikator
|
1
|
Keagamaan
|
·
Kondisi tempat ibadah
|
·
Masjid sepi
·
Tidak ada yang adzan tereutama
dzuhur dan asar.
·
Program tidak berjalan.
·
Masjid kurang terawat.
|
·
Kondisi Kepengurusan Masjid
|
·
Pengurus fakum
·
Diskomunikasi dan konflik antar pengurus.
·
Keadaan pengurus remaja masjid
yang sudah berusia rata-rata 30 tahun keatas
dan banyak yang berkeluarga.
·
Takmir terlalu otoriter.
|
||
·
Kondisi Masyarakat sekitar Masjid
|
·
Mengutamakan kepentingan pribadi.
·
Mengutamakan urusan ekonomi.
·
Kesadaran masyarakan kuurang.
·
Individualisme golongan manula (
tariqah/menyendiri).
|
||
2
|
Ekonomi
|
·
Kondisi perekonomian
|
·
Pasar terlalu jauh
·
Petani rugi ( biaya operasional
lebih tinggi daripada hasil) seperti jagung dan tembakau.
·
Kesulitan modal usaha.
|
·
Kondisi masyarakat
|
·
Sebagian masyarakat tidak dapat
mengelola lahan dengan baik.
·
Tidak dapat membaca peluang.
|
||
|
Pendidikan
|
·
Kondisi institusi pendidikan
|
·
Tidak terdapat institusi formal .
|
·
Kondissi Masyarakat
|
·
Kurangnya minat masyarakat
terhadap pendidikan agama seperti pada madrasah diniyah (MD).
|
2.
Membuat Bagan Analisis Sebab Akibat
No
|
Aspek
|
Penyebab
|
Akibat
|
1
|
Keagamaan
|
Diskomunikasi pengurus masjid
|
·
Program tidak berjalan
·
Pengurus fakum
·
Kurangnya komunikasi antar
pengurus.
|
Pemimpin otoriter
|
·
Kurang komunikasi dan musyawarah.
·
Pengurus malas
|
||
Kesadaran masyarakat kurang
|
·
Masjid sepi
·
Tidak ada yang adzan
·
Masjid tidak terurus
·
Jamaah sedikit
|
||
2
|
Ekonomi
|
Harga pangan rendah
|
·
Petani rugi
|
Kesulitan modal usaha
|
·
Usahan masyarakat tidak berkembang
|
||
Kurangnya bantuan pemerintah
|
·
Biaya operasional meningkat (Air
beli, pupuk mahal, dll)
|
||
3
|
Pendidikan
|
Kurangnya minat masyarakat
|
·
Siswa Madrasah Diniyah menurun.
|
Kurangnya bantuan pemerintah (terutama pada
lembaga pendidikan swasta, MD, Mushallah, dll)
|
·
Kurangnya sarana dan prasaranan
pendidikan.
·
Lembaga pendidikan kurang terawat.
·
Tidak terdapat institusi
pendidikan formal.
|
3.
Membuat Matrik Rangking
No
|
Aspek Masalah
|
Aspirator
|
Jumlah
|
1
|
Keagamaan
|
ü Daholi
ü Sutresno
ü Pak Tono
ü Supriyadi
ü K. Sahar
ü K. Ridha
ü Pak Haris
ü K. Romzi
ü Muzammil
|
9 Orang
|
2
|
Ekonomi
|
ü Pak Uuk
ü Imam
ü Tupra’i
ü Mukramim
ü Wahid Hasyim
ü Ust. Mudarris
|
6 Orang
|
3
|
Pendidikan
|
ü K. Mutammim
ü Fauzan
ü Mislah
|
3
Orang
|
Dari matrik rangking diatas, diketahui bahwa
yang menjadi prioritas masalah adalah pada bidang keagamaan, yaitu dari 18
narasuber yang hadir, sembilan orang yang memilih dan memaparkan permasalahan
dibidang keagamaan. Sehingga dari jumlah tersebut permasalahan utama yang perlu
dianalisis dan penyelesaian adalah keagamaan.
4.
Membuat Matrik Penyelesaian Masalah
No
|
Aspek
|
Masalah yang
dikaji
|
Hal
yang dilakukan
|
Sasaran
|
Indikator
keberhasilan
|
1
|
Keagamaan
|
Diskomunikasi
pengurus
|
·
Pendekatan personalia
·
musyawatarah
|
Anggota
Takmir dan Remas
|
·
Terjalin komunikasi
·
Kekompakan antar pengurus
|
|
|
Masjid sepi
|
·
Musyawarah
|
Pengurus
masjid dan masyarakat
|
·
Kesadaran pengurus danmasyarakat meningkat
·
Masjid makmur
|
|
|
Pengurus
Masjid Fakum
|
·
Pendekatan personalia.
·
Musyawarah.
·
Regerasi rema
·
Pembentukan BAZIZ
·
Pembuatan kolam lele
|
Pengurus
masjid (Takmir dan Ramas)
|
·
Keaktifan pengurus meningkat.
·
Program berjalan.
·
Pembentukan program jangka panjang
·
Meningkatkan minat mmasyarakat.
·
Kesejahteraan masjid dan
masyarakat.
|
D
Tabel rencana program kerja kerja yang akan kami jalankan dalam
pelaksanaan posdaya sebagai berikut:
|
No
|
Nama
kegiatan
|
Waktu
|
Tujuan
|
Sasaran
|
Proses
|
1
|
Musyawarah
Pembentukan Posdaya
|
06/12/2013
|
Kesepakatan
Pembentukan program posdaya
|
Remaja masjid dan masyarakat
|
Diskusi bersama pengurus Masjid
Mabdaul Ihsan dan Masyarakat
|
2
|
Musyawarah lanjutan bersama Remas
|
08/12/2013
|
Meningkatkan
Keaktifan Pengurus Masjid
|
Anggota Remas
|
· Konsultasi
perekrutan Remas
· Konsultasi
pembentukan Amil Zakat
|
3
|
Penyuluhan peberntukan amil zakat
|
10/12/2013
|
Membentuk pengurus amil zakat
|
Anggota Remas
|
Pemberian materi tentan amil zakat
|
4
|
Musyawarah pembuatan lolam lele
|
11-13
/12/2013
|
Persiapan pembuatan kolam lele
|
Pengurus masjid, masyarakat dan
kepala desa
|
·
Persiapan kebutuhan/ peralatan membuat kolam
·
Persiapan pelaksanaan.
|
5
|
Pembuatan kolam lele
|
14-16 /12/2013
|
Pembuatan kolam lele
|
Pengurus masjid, masyarakat dan
kepala desa
|
·
Menggali lubang tempat kolam lele
·
Membuat kolam.
·
Menaruh bibit lele
|
6
|
Pengawasan pelaksanaan program
|
17-28
/02/2014 (Panenlele)
|
Melihat perkembangan program
Posadaya (kolam lele)
|
Mahasiswa KPM
|
·
Pemantauan tuap minggu.
·
Evaluasi
|
BAB IV
KEGIATAN AKSI
A
Kegiatan Pembetukan Pengurus Dan Kegiatan
Posdaya Masjid Secara Gotong Royong Dan Partisipatif
Kegiatan ini
kami lakukan melalui musyawarah dan komunikasi bersama pengurus Mabdaul Ihsan
dan masyarakat serta tokoh masyarakat. Adapun bentuk kegiatan posdaya Masjid
yang kami lakukan sebagai berikut:
1.
Penyegaran anggota Remaja Masjid Mabdaul Ihsan
Penyegaran pengurus Remaja Masjid merupakan
permintaan pengurus masjid (Takmir dan Remas) dikarenakan kondisi pengurus remas
saat ini sudah berusia rata-rata 40 hingga 50 tahun dan memiliki kesibukan
keluarga sehingga tidak dapat memekasimalkan kinerjanya dalam melaksanakan
program yang telah ada seperi khatmil al-Qur’an tiap malam jum’at manis dan
lain sebagainya. Sehingga kami ditantang untuk dapat mengimpulkan pemuda
sekitar Masjid Mabdaul Ihsan untuk dijadikan anggota Remas yang baru.
Hal ini merupakan tantangan yang cukup berat
bagi kami karena anggota remas yang lama juga pernah berkali-kali mengupayakan
regenerasi Remas namun hasilnya gagal. Mereka hanya dapat mendata dan membentuk
struktur naman lama kelamaan sedikit demi sedikit anggota Remas yang baru
berhenti karena banyak hal seperti kepentingan sekolah, kuliah keluar kota,
pekerjaan, dan lan sebagainya.
Oleh karena itu seluruh peserta KPM bersama
pengurus remas yang ada berupaya untuk mengajak pemuda sekitar masjid untuk
masuk menjadi anggota Remas. Selama lima hari kami melakukan pendekatan kepada
mpara pemuda sekitar masjid baik dengan mengajak bermain fudsal, play station
dan memancing, hanya tiga orang yang dapat kami ajak. Dan pemuda yang lain
kebanyakan menolak sebab mereka lebih mengutamakan kepentingan mereka sendiri
seperti malam mingguan, nongkrong, kursus dan lain sebagainya sehingga kami
kesulitan untuk mengajak mereka.[14]
|
|
Gambar pendekatan personalia dalam mengajak
pemuda dusun Platok menjadi Remaja Masjid baik
Setelah kami komunikasikan dengan ketua remas
dan sekretaris Remas Mabdaul Ihsan, mereka sepakat agar pembentukan pengurus
Remas yang baru dilakukan oleh Remas yang lama, sebmab menurut Supriyadi untuk dapat mempengaruhi
dan mengajak mereka untuk bergabung menjadi anggota remas memerlukan waktu yang
agak lama dan dilakukan secara perlahan, seperti
ketika pelaksanaan maulid nabi perlu melibatkan mereka ( pemuda sekitar masjid)
untuk menjadi panitia minimal sebagai pemencar undangan.[15]
Oleh karena itu kami hanya berhasil memasukkan dua orang untuk menjadi anggora Remas yaitu Gusti dan
Rifki yang rumahnya berada tidak jauh dari Masjid Mabdaul Ihsan
Adapun strutur Remaja Masjid Mabdaul Ihsan yang
telah ada sebagai berikut:
SUSUNAN
PENGURUS REMAJA MASJID
MABDAUL IHSAN
PERIODE
2008-2013
Ketua : Drs. Supartono
Wakil Ketua : Mudarris, S.Ag
Seketaris
I : H a r i s, S. Pd
Seketaris
II : H.
Habibullah
Bendahara I : Subyadi, S.Pd
Bendahara II :
Susanto, S.Pd
SEKSI
- SEKSI :
1. Keagamaan : -
K. Romzi
-
K. Suhaidi
2. Pendidikan : -
Mukram
- Imam
3. Humas : -
Sudiarto
:
- Tupra’i
4. Usaha : - Muzammil
-
Burawi
Pamekasan, 12 April 2008
Ketua Remas
Drs.
Supartono
|
Gambar susunan pengurus Remaja Masjid Mabdaul
Ihsan
Anggota Tambahan
|
DAFTAR
ANGGOTA REMAJA MASJID
MABDAUL IHSAN
Periode
2013 – 2018
1. K. Mutammim 16. Subairi
2. H. Yanto
17.
Suharyanto
3. Baisuni
18. M.
Dayat Taufik
4. Kusyairi
19.
Zainol
5. M. Toha
20.
Suwarno
6. Ahmad Daholi
21.
Badrut Tamam
7. Sutrisno
22.
Mislah
8. Abd Syukur 23. Asnawi
9. Heri
24.
Agus Sucipto Nafik
10. Hafur Wahid
25. Azis
11. Abu Bahar
26.
Khairul In’am
12. Imam Sucipto
27.
Taufikurrahman
13. Wahdiyanto
28. Agus
Darwanto
14. Syawal
29.
Nurhafidi
15. Sarbini
30.
Latif
31. Gusti
32.
Alif
33.
Uuk
Pamekasan, 12 April 2013
Ketua Remas
Drs. Supartono
|
Gambar Daftar
anggota Remaja Masjid Mabdaul Ihsan
2.
Pembentukan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS)
Dari hasil musyawarah, bahwasanya masyarakat
menginginkan adanya pengurusBadan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah
(BAZIS) yang akan mengurusi masalah Zakat yang ada dimmasyarakat, sebab di desa
Montok belum ada lembaga Amil Zakat sehingga masyarakat bingung untuk
menyalurkan zakat mereka terutama zakat mal yang kebanyakan masyarakat belum
begitu mengerti dan faham. Dalam musyawarah tersebut terdapat kesepakan bahwa
pengurus BAZIS adalah remaja masjid yang yang baru. Karena adanya kendala dalam
peremajaan atau pembaharuan Remaja
Masjid Mabdaul Ihsan, sehingga untuk membentuk Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS) – setelah kami melakukan
muswarah lanjutan dengan ketua remas dan skretaris – mereka sepakat membentuk penguru BAZIZ ketika hendak memasuki bulan
Ramadhan.
Dalam kegiatan ini, yang dapat kami lakukan
hanya memberikan penyuluhan tentang kegiatan amil zakat yang telah berjalan
dimasji Riiadlu Mustaqiym Larang Luar. Bagaimana mengumpulkan zakat, pembuatan proposal, administrasi, dan
sebagainya.
Gambar penyuluhan amil zakat yang dlakukan oleh
peserta KPM kepada pengurus Remaja Masjid Mabdaul Ihsan.
3.
Pembuatan
kolam lele
Dari hasil
musyawah tanggal 06 Desember 2013 yang
kami lakukan bersama pengurus Masjid Mabdaul Ihsan
dan masyarakat, menghasilkan kesepakatan bahwa pengurus masjid dan masyarakat
sekitar Masjid Mabdaul Ihsan secara
gotong royong akan membuat Kolam Lele sebagai tempet budi daya lele dumbo. Hal
ini salah satunya bertujuan untuk
pengaktifan pengurus Masjid Mabdaul Ihsan, menambah
pemasukan kas masjid, sebab pengurus pengurus Masjid Mabdaul Ihsan belakangan
telah mulai fakum dan pemasukan kas masjid hanya berasal dari kotak amal dan bisnis kulit sapi ketika ada
acara kurban.[16]
Oleh karena itu mereka berinisiatif untu membuat lahan usaha yang potensial
sehingga dapat meningkatkan keatifan pengurus masjid dan menambah pemasukan kas
masjid. Oleh karena itu kami beserta masyarakat membuat kolam lele secara
swadaya, dan kepengurusan kolam lele tersebut diserahkan kepada anggota Remas
yang ada.
Adapun bentuk
kolam lele yang telah kami buat secara swadaya sebagai berikut:
|
|
Gambar Proses pembuatan kolam lele dengan
melibatkan partisipasi masyarakat
Gambar kolam
lele yang telah selesai
Adapun bentuk struktur kepengurusan kolam lele
sebagai berikut:
SUSUNAN
PENGURUS BUDIDAYA LELE DUMBO
(POSADAYA MASJID)
MABDAUL IHSAN
Ketua : Drs. Supartono
Wakil Ketua : Mudarris, S.Ag
Seketaris : H a r i s, S. Pd
Bendahara : Subyadi, S.Pd
Kordinator
1. Usaha dan Perawatan : Suhar
2. Kebersihan : Daholi
3. perlengkapan : Fauzi
Anggota
1.
Alif
2.
Uuk
3.
Gusti
Supervisor
Mahasiswa KPM STAIN Pamekasan 2013
Pamekasan, 07 Desember 20013
Ketua Posdaya
Drs. Supartono
|
Gambar struktur
kepengurusan budidaya lele dumbo Masjid Mabdaul Ihsan dusun Platok desa Montok
B
Kegiatan Pembinaan Posdaya Masjid.
Dalam pembianaaan posdaya Masjid yang kami lakukan yaitu kami
mendatangkan nara sumber baik dalam bentuk pembinaan pengurus Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS) dan pembinaan dalam pembuatan dan perawatan
kolam lele.
Nara sumber dalam pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS) yaitu
dari peserta KPM sendiri yaitu Farhan Hidayat sebab beliau merupakan sekretaris
amil zakat di Masjid Riadlu Mustaqiem Larangan Luar. Pembinaan yang dilakuakan
berupa sistematika pelaksanaan, baik administrasi dan prosedur yang selanjutnya
mengenai ketentuan pemumutan zakat dan shadaqah dipasrahkan kepada ketua takmir
dan pengasuh Masjid Mabdaul Ihsan pada waktu pelaksanaan amil zakat pada bulan
puasa. Sebab K.H Junaidi selaku ketua
takmir dan K. Ali Ridha selaku pengasuh masjid dalam struktur organisasi
sebagai penasehat yang memiliki kapasitas yang tinggi dan dikenal sebagai alim
dalam ilmu fiqh.[17]
Pembinaan pada budi daya lele dumbo kami
mendatangkan fasilitator yang telah sukses membudidayakan lele dumbo yaitu bapak Wasit. Beliau bertindak sebagai teknisi dalam
pembuatan kolam lele sekaligus memberikan materi bagaiman cara memelihara lele
dumbo dengan baik.[18]
Pembinaan tersebut diberikan kepada sebagian
anggota remas yang akan melaksanakan program posdaya baik sebagai pengurus Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS) dan
pengurus kolam lele.
C
Kegiatan Pengembangan Posdaya
Sebagaimana yang telah kami paparkan diatas,
bahwasanya jenis posda Masjid yang kami jalankan di Masji Mabdaul Ihsan dusun
Platok desa Montok yaitu; 1) Regenerasi atau pembaharuan pengurus Remas. 2)
pembentukan Badan Amil Zakat,Infaq dan Shadaqah
(BAZIS) . 2) pembuatan kolam lele.
Dalam pelaksanaan posdaya tersebut yang kami
lakukan hanya bertindak sebagai fasilitator dan
motivator, yakni bertindak dalam memotivasi masyarakat agar berfikiran
maju dan mampu memanfaatkan segala potensi yang ada khususnya di dusun Platok
desa Montok sehingga mampu dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain membeririak dorongan
kepada masyarakat agar lebih maju, kami juga memfasilitasi pelaksanaan posdaya
dengan mendatangkan narasumber sebagai upaya untuk mendukung kesuksesan
posdaya.
Selanjutnya kami bentuk kordinator dan anggotanya dalam bentuk struktur pengurus
posdaya yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan posdaya kedepan. Sehingga
dalam pelaksanaannya, mahasiswa KPM STAIN Pamekasan hanya dapat memantau
perkembangan posdaya selama masih berada dilokasi yaitu dusun Platok desa
Montok yang selanjutnya kami pasrahkan kepada para pengurus dan masyarakat
untuk melanjutkan dalam merawat dan mengembangkan posdaya agar lebih baik.
Sebab jika melihat potensi yang ada dalam
pembentukan dan pelaksanaan tersebut kami nilai dapat memberi dampak positif
bagi komunitas keci yaitu pengurus dan
masyarakat sekitar Masjid Mabdaul Ihsan
dan kemunitas besar yaitu masyarakat dusun Platok secara khusus dan
masyarakat Montok pada umumnya.
Potensi dan manfaat yang kami lihat yaitu
diantaranya; 1) dapat meningkatkan
keaktifan pengurus masjid yang mulai fakum. 2) dapat menambah pemasukan kas
masjid. 3) jika posdaya ini berhasil, paling tidak dapat mempengaruhi
masyarakat agar dapat meniru kegiatan yang telah dilakukan seperti kolam lele
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengubah pola pemikiran
masyarakat agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada disekitarnya. Sebab
dengan adanya posdaya masjid tersebut, dapat menjadi model atau percontohan
dalam lingkup kecill yaitu berbagai kegiatan dan usaha dari komunitas kecil (berupa
posdaya yang dilakukan oleh pengurus Masjid) apalagi berhasil dan memiliki
prospek perekonomian yang tinggi, dapat menjadi acuan agar dapat ditiru oleh
masyarakat pada umumnya. Seperti misalnya pada musim tembakau , mayoritas masyarakat
biasanya menanam tembakau, jika harga tembakau rendah paling tidak mereka dapat mencari alternatif lain untuk
tetap meningkatkan perekonomiannya seperti budi daya lele, dan lain sebagainya.
BAB V
TEMUAN-TEMUAN
A.
Tradisi Dan Kearifan Lokal Masyarakat Dan
Jamaah Posdaya
Dusun Platok
desa Montok memeiliki tradisi dan ciri
khas yang unik. Masyarakat dusun Platok yang merupakan masyasarakat pedesaan
yang masih kental dengan kultur gotong royong. Budaya gotong royong masyarakat dusun Platok
terlihat dalam bentuk kepedulian artar sesama. Ditambah lagi semua penduduknya
yang beragama Islam memiliki kewajiban dan beban moral untuk saling membantu
satu sama lain sesuai dengan ajaran Agama. Seperti tradisi masyarakat ketika
ada orang yang meninggal,masyarakat secara berbondong-bondong dengan penuh keikhlasan membantu dan
mendatangi keluarga almarmum dengan tujuan membantu dan meringankan beban
keluarga almarhum dan orang yang meninggal di alam kubur, yaitu mulai dari
perawatan janazah, melakukan tahlitan selama tujuh hari, empat puluh hari,
seratus hari, dan haul ketika sudah mencapai seratus tahun wafatnya
seseorang.
Selain itu di
dusun Platok dalam meningkatkan hubungan silaturahim antar masyarakat, disana
banyak terbentuk perkumpulan baik dalam bentuk arisan, pengajian atau lebing
dekenal dengan sebutan kambratatau kolomanbaik yang diikuti oleh
kaum laki-laki dan kaum perempuan.
Masyarakat
dusun Platok desa Montok juga masih peduli dan senantiasa melestarikan kesenian
lokal seperti kleningan yang sudah punah dibeberapa wilayah.
B.
Analisis Toritis Potensi Program Kerja, Jenis,
Dan Bentuk Kegiatan Posdaya Masjid
Program posdaya yang kami buat dan kami lakukan
di Masjid Mabdaul Ihsan dusun Platok desa Montok berupa penyegaran atau
regenerasi pengurus remaja masjid , penyuluhan pembentukan panitia Badan Amil
Zakat, Infaq dan Shadaqah (BAZIS) dan pembuatan kolam lele
sebagai tempat pembudidayaan lele dumbo secara empirik sangat
menguntungkan untuk meningkatkan
kemakmuran masjid terutama dalam peningkatan keaktifan dan perekonomian masjid
Mabdaul Ihsan dan masyarakat. Sebab dengan adanya posdaya tersebut sangat
berpeluang dalam meningkatkan pundi-pundi pemasukan kas masjid dan dari itu
diharapkan dapat memotivasi pengurus Masjid Mabdaul Ihsan yang telah fakum
untuk semakin aktif mengurusi Masjid.
Kegiatan posdaya yang kami lakukan baik dalam penyegaran Remaja Masjid,
pembentukan BAZIS, dan pembuatan kolam lele adalah berupa pemberian motivasi
dan penyuluhan dengan mendatangkan tim ahli ataau narasumber yang deberikan
kepada pengurus masjid khusnya anggota Remas dan masyarakat. Adalah upaya kami
dalam meningkatkan sumberdaya mausia agar dapat meninngkatkan kinerjanya dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ainur Rahman Hidayat
bahwa peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya pembangunan merupakan
prasyarat utama dalam memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.Dalam
meningkatkan pembangunan ekonomi yang akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi
juga perlu melibatkan partisipasi masyarakat agar pembangunan seimbang dan
mencapai sasaran.[19]
Selain dalam bentuk penyuluhan dalam upaya
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDA), kami juga banyak melibatkan
partisipasi masyarakkat daloam pelaksanaan posdaya seperti pembuatan kolam
lele. Masyarakat kami ajak secara gotong royong dalam pembuatan kolam lele,
agar selain mereka mengetahui ilmunya yang telah didapat melalui penyuluhan,
mereka juga dapa mengaplikasikan atau mempraktekkan keilmuannya ttersebut dalam
bentuk kkerja nyata sehingga akhirnya mereka mampu membuat, mengelola dan
mengembangkan posdaya atau usaha secara mandiri kedepan.
Selain itu, agar mereka (komunitas posdaya) mampu
menularkan ilmunya kepada masyarakat secara umum dan mereka dapat mengubah cara pandang masyarakat
sehingga masyarakat mengembangkan diriny
dan dapat meningkatkan kualitas kehidupannya menjadi lebih baik.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pelaksanaan Kuliah Pengabdian kepada Masyarakat (KPM) yang
menggunakan metodologi PAR (Partisipation Action Risearch) dan PRA ( Partisipations
Rulal Aprasial) berbasis Posdaya Masjid yang kami lakukan didusun Platok desa Montok
melalui beberapa tahapan yaitu penjajakan, perencanaan kebutuhan Posdaya Masjid
dan pelaksaksanaan serta pemantauan Posdaya Masjid.
Penjajakan tersebut kami lakukan sebagai
upaya untuk mengetahui kodisi real suatu wilayah atau kominitas, setelah kami
melakukan penjajakan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, kami langsung
mengumpulkan masyarakat terutama pengurus Masjid Mabdaul Ihsan dan tokoh
masyarakat di dusun Platrok desa Montok untuk memperoleh kesepakatan
bentuk pelaksanaan Posdaya yang akan kami lakukan dengan melihat
berbagai potensi dan permasalah yang membutuhkan penangan.
Setelah
membuat program Posdaya, kami beserta masyarakat secara bersama-sama dan
gotong royong membuat beberapa bentuk Posdaya sesuai dengan kesepakan
musyawarah yaitu; 1). Regenerasi
pengurus Remas, 2). Pembentukan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah. 3)
Pembuatan kolam lele sebagai tempat budi daya lele dumbo.
Dalam
pelaksanaan program ini, kami sebagai mahasiswa KPM STAIN Pamekasan
hanyak bertindak sebagai fasilitaor dan senantiasa memberikan motivasi, masukan
dan arahan kepada masyarakat, serta senantiasa memantau perkembangan Posdaya
yang telah dilakukan secara swadaya oleh masyarakat.
B.
Evaluasi Kegiatan
1. Masyarakat
a. Pelaksanaan KPM STAIN Pamekasan sebaiknya lebih menyeleruruh, jangan
hanya difokuskan kepada Masjid sebab nantinya mahasiswa akan dihadapkan pada
berbagai masalah yang begitu komplek ketika telah terjun dimasyarakat.
b. Pelaksanaan KPM STAIN Pamekasan sangat baik, sebab programnya dapat
membangun masyarakat berbeda dengan KKN dari Universitas lain yang hanya bisa
mengecat balai, kerja bakti, membersihkan selokan.
2. Fasilitator.
Mahasiswa dalam KPM harus lebih
mengikuti alur sesuai dengan keinginan masyarakat, jangan pernah menggurui
masyarakat sebab masyarakatlah yang lebih tahu kondisi real dan masalah yang
mereka hadapi.
3. Mahasiswa.
a. Selama melaksanakan KPM, masih ada beberapa orang yang masih individualistic.
b. Berkat kerjasama yang baik dan kerja keras, pelaksanaan KPM dapat
berjalan dengan baik. Krena dalam mengoptimalkan kinerja mahasiswa KPM, perlu
adanya pesiapan yang matang dan manajemen yang baik serta kekompakan dari semua
pihal yang terlibat.
C. Rekomendasi
Keberlanjutan Program Kerja
1. Dalam pelasanaan KPM STAIN Pamekasan yang hanya satu bulan, dirasa
terlalu singkat jika mewariskan program posdaya
seperti kolam lele sebagai tempat budidaya lele dumbo sehingga jika
dihitung secara matematik, waktu pelaksanaan KPM dinilai sangat kurang karena mahasiswa KPM
hanya dapat menciptakan program dan pelaksanaannya tidak maksimal hingga
diketahui hasilnya sehingga sangat perlu di tempatkan KPM STAIN Pamekasan di desa Montok untuk
melanjutkan program yang telah berjalan.
2. Program posdaya yang telah berjalan di Masjid Mabdaul Ihsan dusun Platok
desa Montok perlu ditingkatkan pada lingkum yang lebih besar. Seperti pembentukan
panitia Amil Zakat jangan hanya berfokus di sekitar masjid Mabdaul Ihsan
tapi dapat lebih meluas ke satu desa
atau satu abupaten. Dan dapat mengembangkan usaha lele dumbo menjadi lebih
besar. Hal ini akan terlaksana jika dibarengi dengan semangat, kerja keras dan
kerjasama pengurus masji dan masyarakat sehingga semua program bisa berjalan.
[1] Wahid Hasyim, Kepala Desa Montok, Wawancara
Langsung ( 11-12-2013)
[2] Sahar, Tokoh Masyarakat, Wawancara Langsung
( 25 – 11 – 2013 )
[5] Suddin, Pemilik Ayam Petelur, Wawancara
Langsung ( 24-11-2013)
[6] Dafir, Pemilik Pabrik Emping, Wawancara
Langsung ( 23 -11-2013)
[7] Nurhayati, warga, Wawancara Langsung ( 25
-11-2013)
[8] Dahri, Pekerja, Waeancara Langsung (
20-11-2013)
[9] Masripah, Warga, Wawancara Langsung.
(21-11-2013)
[10] Khaliq, Warga¸Wawancara Langsung (03-11-2013)
[11]Halik dan
Saruji, Anggota Arisan Sapi, Wawancara
Langsung ( 1 -12-2013)
[12]Saruji, Tokoh Masyarakat, Wawancara Langsung
( 22-11-2013)
[13]Wahid
Hasyim, Kepala Desa Montok, Wawancara
Langsung ( 11-12-2013)
[16] Subyadi,
Daholi, Haris, Pengurus Masjid Mabdaul Ihsan, Wawancara Lagsung ( 17-12-2013)
[19] Ainur Rahman Hidayat,
Dkk, Materi Pembekalan Kuliah
Pengabdian Kedapa Masyarakat Prispektif Integrasi PAR dan Posdaya Masjid, (Yogyakartaa: Pustaka Nusantara,
2013) hlm. 130